Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
(Kisah Rasul 2:42)
Beberapa minggu yang lalu siaran TV kita diwarnai berita pembakaran 3 buah Gereja di Malaysia. Sebagai sesama umat TUHAN, hati kita pasti bersedih dan teriris mendengarnya. Namun, bukankah lebih aneh jika hal itu terjadi di negara yang menganut Demokrasi Pancasila…..???
Malaysia adalah sebuah negara dengan hanya satu agama resmi, sedangkan negara kita tercinta ini, walau pun tak dapat dipungkiri adalah negara dengan penduduk keturunan Ismail terbesar di dunia, menganut asas “Ketuhanan yang Maha Esa” yang menjamin setiap warga negaranya untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya (Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945; Ulangan 6:4; Yesaya 44:6; Markus 12:29). Namun apa yang terjadi???
Dalam kurun waktu lima tahun, 508 gereja di bakar. Di sarang komunisme Russia,Gereja di ratakan untuk lapangan volley, dijadikan gudang dan gelanggang olah raga bukan karena kebencian,bukan karena kebencian, tapi karena perubahan ideology.
Manusia telah menciptakan banyak agama yang membuat mereka saling membenci, tapi tak cukup iuntuk membuat mereka saling mengasihi.
Tak ada kejahatan yang dilakukan sesempurna kejahatan yang dilakukan karena keyakinan agama.
Catatan di atas bukan untuk menghakimi (Matius 7:1&12) atau pun membangkitkan rasa fanatisme kita, melainkan untuk membangkitkan iman kita dan berdoa bagi saudara-saudara kita yang sedang dalam tekanan.
Sebagai agama yang bukan berasal dari dunia, TUHAN Yesus, satu- satunya jalan dan sumber kasih (Yohanes 14:6) menginginkan kita hidup berdampingan dengan sesama kita dalam kedamaian (Yeremia 29:7; Matius 22:9; Roma 12:10).
Namun yang menjadi pertanyaan kemudian adalah: “Mengapa di negara-negara di mana umat TUHAN mengalami tekanan, orang-orang Kristen cenderung menjalani kehidupan rohaninya dengan lebih baik …???”
Seorang wanita muda Rusia memperoleh ijin untuk mengunjungi kerabatnya di Kanada sebelum runtuhnya negara Tirai Besi itu. Ia adalah seorang wanita Kristen yang taat. Sahabat-sahabatnya di Russia ketika itu menduga bahwa pati ia akan menggunakan kesempatan ini untuk membelot dan mencari perlindungan di Kanada atau Amerika karena orang-orang Kristen di Uni Sovyet mengalami penindasan. Namun ternyata, dugaan mereka keliru. Wanita itu ingin kembali ke tanah airnya.
Wanita ini berpendapat bahwa di Barat orang terlalu sibuk mengurus hal-hal yang bersifat materi, sehingga kurang memperhatikan persekutuan mereka. Di tanah airnya, persekutuan orang-orang Kristen merupakan sesuatu yang sangat pentingbagi iman mereka, karena melalui persekutuan mereka memperoleh dukungan dan keberanian yang sangat mereka butuhkan. (Why Christian Sin - J. Kirk Johnston)
Persekutuan orang-orang Kristen sejati menyangkut lebih dari sekedar menghadiri ibadah. Persekutuan juga berarti saling mengasihi antar keluarga Allah, saling memperhatikan, saling membagikan pergumulan, saling mendukung beban hidup dan bersukacita serta bersedih bersama. Dan tentu saja persekutuan yang manis ini dbangun ketika kita menyembah, memuji dan berdoa bersama (Kisah Rasul 1:14).
Berkat yang paling besar yang dapat dinikmati oleh orang yang percaya adalah persekutuan dengan orang-orang kudus……………...
Go Bless Uss………………………..!!!
Daftar Bacaan:
Persekutuan yang Manis, Renungan Harian Oktober 1993 (Richard W. De Haan)
Rumah Sejati (Eka Budianta)
(Kisah Rasul 2:42)
Beberapa minggu yang lalu siaran TV kita diwarnai berita pembakaran 3 buah Gereja di Malaysia. Sebagai sesama umat TUHAN, hati kita pasti bersedih dan teriris mendengarnya. Namun, bukankah lebih aneh jika hal itu terjadi di negara yang menganut Demokrasi Pancasila…..???
Malaysia adalah sebuah negara dengan hanya satu agama resmi, sedangkan negara kita tercinta ini, walau pun tak dapat dipungkiri adalah negara dengan penduduk keturunan Ismail terbesar di dunia, menganut asas “Ketuhanan yang Maha Esa” yang menjamin setiap warga negaranya untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya (Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945; Ulangan 6:4; Yesaya 44:6; Markus 12:29). Namun apa yang terjadi???
Dalam kurun waktu lima tahun, 508 gereja di bakar. Di sarang komunisme Russia,Gereja di ratakan untuk lapangan volley, dijadikan gudang dan gelanggang olah raga bukan karena kebencian,bukan karena kebencian, tapi karena perubahan ideology.
Manusia telah menciptakan banyak agama yang membuat mereka saling membenci, tapi tak cukup iuntuk membuat mereka saling mengasihi.
Tak ada kejahatan yang dilakukan sesempurna kejahatan yang dilakukan karena keyakinan agama.
Catatan di atas bukan untuk menghakimi (Matius 7:1&12) atau pun membangkitkan rasa fanatisme kita, melainkan untuk membangkitkan iman kita dan berdoa bagi saudara-saudara kita yang sedang dalam tekanan.
Sebagai agama yang bukan berasal dari dunia, TUHAN Yesus, satu- satunya jalan dan sumber kasih (Yohanes 14:6) menginginkan kita hidup berdampingan dengan sesama kita dalam kedamaian (Yeremia 29:7; Matius 22:9; Roma 12:10).
Namun yang menjadi pertanyaan kemudian adalah: “Mengapa di negara-negara di mana umat TUHAN mengalami tekanan, orang-orang Kristen cenderung menjalani kehidupan rohaninya dengan lebih baik …???”
Seorang wanita muda Rusia memperoleh ijin untuk mengunjungi kerabatnya di Kanada sebelum runtuhnya negara Tirai Besi itu. Ia adalah seorang wanita Kristen yang taat. Sahabat-sahabatnya di Russia ketika itu menduga bahwa pati ia akan menggunakan kesempatan ini untuk membelot dan mencari perlindungan di Kanada atau Amerika karena orang-orang Kristen di Uni Sovyet mengalami penindasan. Namun ternyata, dugaan mereka keliru. Wanita itu ingin kembali ke tanah airnya.
Wanita ini berpendapat bahwa di Barat orang terlalu sibuk mengurus hal-hal yang bersifat materi, sehingga kurang memperhatikan persekutuan mereka. Di tanah airnya, persekutuan orang-orang Kristen merupakan sesuatu yang sangat pentingbagi iman mereka, karena melalui persekutuan mereka memperoleh dukungan dan keberanian yang sangat mereka butuhkan. (Why Christian Sin - J. Kirk Johnston)
Persekutuan orang-orang Kristen sejati menyangkut lebih dari sekedar menghadiri ibadah. Persekutuan juga berarti saling mengasihi antar keluarga Allah, saling memperhatikan, saling membagikan pergumulan, saling mendukung beban hidup dan bersukacita serta bersedih bersama. Dan tentu saja persekutuan yang manis ini dbangun ketika kita menyembah, memuji dan berdoa bersama (Kisah Rasul 1:14).
Berkat yang paling besar yang dapat dinikmati oleh orang yang percaya adalah persekutuan dengan orang-orang kudus……………...
Go Bless Uss………………………..!!!
Daftar Bacaan:
Persekutuan yang Manis, Renungan Harian Oktober 1993 (Richard W. De Haan)
Rumah Sejati (Eka Budianta)
No comments:
Post a Comment