Saturday, August 8, 2009

HUMOR KRISTEN PART II

SETALI TIGA UANG

Ketua Majelis : Pak Pendeta, mengapa anda memecat sekretaris anda?

Pendeta : Dia tak bisa mengeja. Dia terus-terus menanyakan kepada saya cara mengeja setiap kata yang saya diktekan kepadanya.

Ketua majelis : Wah, pastilah anda tidak tahu dengan kebodohannya itu.

Pendeta : Bukan soal itu. Saya Cuma tidak punya waktu untuk mencari ejaan dari semua kata itu di kamus.

LAGI-LAGI EJAAN

Pendeta : Saya membutuhkan sekretaris yang bisa mengeja.

Dapatkan anda mengeja Mississippi?

Calon sekretaris : Nama sungai atau negara bagian?

MESIN PEMOTONG RUMPUT

Pendeta Sampson sedang berkeliling Melakukan kunjungan dengan naiksepeda. Di tikungan, ia bertemu seorang anak laki-laki yang sedang berusaha menjual sebuah mesin pemotong rumput. “Berapa harga mesin pemotong rumput itu?” tanya Pendeta Sampson.

“Yah, asal cukup saja untuk membeli sepeda,” jawab si anak. Sesudah berpikir sebentar, pendeta itu bertanya, “Bagaimana kalau ditukar saja dengan sepeda saya?”

“Barter yang bagus , Pak.”

Pendeta itu mengambil mesin itu dan mulai memutar engkolnya. Ia menyentakkan tallinya beberapa kali tetapi mesin itu tetap tidak hidup. Pendeta itu memanggil anak itu lagi danberkata “Saya tidak dapat menghidupkan mesin ini.”

Anak itu berkata, “Ayah saya bilang, anda harus mengutuk mesin itu dulu supaya ia bisa hidup.”

Pendeta Sampson menjawab, “Saya seorang Pendeta dan saya tidak boleh mengutuk. Saya sudah diselamatkan puluhan tahun yang lalu, bahkan sekarang saya sudah lupa cara mengutuk.”

Anak itu memandang si Pendeta dengan mata berbinar, “Nah kalau begitu, anda terus saja menyentakkan tallinya, nanti juga anda akan ingat lagi caranya.”

SI ANAK MAMA

Seorang mama membangunkan anaknyapada hari Minggu pagi dan mengingatkannya untuk pergi ke gereja.

“Saya tidak pergi ke gereja hari ini ma,” jawab anaknya.

“Tidak kamu harus pergi, jadi cepatlah bangun!” tukas si mama.

“Ma beri saya satu alasan mengapa saya harus pergike gereja,” kata anaknya.

“Mamaakan beri kamu tiga alasan. Pertama, saya mamamu, dan saya bilang kamu harus pergi. Kedua, kamu bukan anak kecil lagi, kamu sudah empatpuluh tahun, sudah cukup dewasa untuk membedakan manayang baik dan mana yang tidak. Dan yang ketiga, kamu pendetanya, jadi kamu harus ada di sana pagi ini.”

PENDETA PERTAMA

Setiap Minggu pagi, pada waktu yang sama ketika kebaiktian masih berlansunng, Pendeta Fred meninggalkan mimbar untuk becakap-cakap sebentar dengan anak-anak di Sekolah Minggu.

Seorang jemaatbaru tidak mengerti kebiasaan ini, jadi, seusai kebaktian berkata, “Pak anda Pendeta pertama yang saya tahu beristirahat untuk minum kopi pada waktu kebaktian belum selesai.”

No comments: