Wednesday, July 29, 2015

SIKOLONG IN MY LIFE #2 : PESAN DARI MUSA



SIKOLONG IN MY LIFE #2 : PESAN DARI MUSA

Ulangan 32:52
Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel."

Anakku…..
Apa yang engkau rasakan di Pegunungan Latimojong saat berdiri di kaki tebing Sikolong dan menatap puncaknya belum sebanding dengan apa yang aku rasakan saat berada di Gunung Nebo, Pegunungan Abarim dan menatap “Tanah Perjanjian” dari atas puncak Pisga. Tanah yang dijanjikan TUHAN bagi kaum dan bangsaku saat Ia memintaku memimpin mereka keluar dari tanah Mesir, tapi kemudian TUHAN berkata bahwa aku tidak layak menjejakkan kakiku di sana. Aku hanya boleh memandang dan mengagumi keindahan serta kekayaannya dari jauh sebelum aku mati.

Bukankah kau masih punya banyak kesempatan? Belajarlah dari kegagalanku. Alasan ketidaklayakanku adalah karena aku terkadang berubah setia dan tidak menghormati kekudusan-Nya di sepanjang perjalanan. Aku lebih mementingkan keinginan dagingku.  Pendidikan Dasar dan masa persiapan  selama 40 tahun di tanah Mesir, 40 tahun menggembala di padang dalam pelarian di Midian dan 40 tahun berjalan bersama bangsa Israel ternyata tidak cukup mengubah sebagian sikap, ego dan temperamenku meski orang mengenalku sebagai manusia yang paling lembut hatinya.

Kita adalah warga surga yang dikirim TUHAN bertualang di bumi. TUHAN memang berjanji menyertai kita melewati setiap puncak gunung kehidupan, berjalan bersama kita dalam tiang api dan tiang awannya. Bahkan jika kita memiliki iman kepada-Nya sebesar biji sesawi saja, kita dapat memindahkan gunung. Tapi tanpa KASIH semuanya hanyalah kesia-siaan (1 Korintus 13:2). Terkadang kita ingin menjejaki puncak hanya untuk sebuah pemenuhan keinginan daging, sebuah pengakuan. Bukankah pencinta alam tak pernah dinilai dari seberapa banyak puncak yang pernah dijejakinya? Mencapai puncak-puncak dalam kehidupan hanyalah bonus perjalanan di bumi, sukses sejati adalah pulang ke “rumah”.

Jika kamu mendaki setiap gunung kehidupan dan melakukan semuanya demi “KASIH”, tak akan ada kegagalan, penyesalan dan kekecewaan dalam hatimu saat gagal mencapai puncak. Karena engkau tahu semuanya telah dirancangan TUHAN sebagai   proses belajar bagimu. Belajarlah meninggalkan keinginan dagingmu hingga rohmu layak kembali ke “RUMAH SEJATI”.

Meskipun aku tak layak memasuki tanah perjanjian bagi bangsaku, TUHAN tetap mengasihiku. TUHAN tak pernah ingkar janji tentang tanah perjanjian . Apa yang tidak pernah dilihat, tidak pernah didengar dan timbul dalam hati, semua disediakan Allah bagi kita yang mengasihi-Nya. Saat aku menghembuskan nafas terakhirku di gunung Nebo, sesungguhnya TUHAN sedang mengirim rohku ke tahan perjanjian sejati. Tanah dimana aku tidak hanya dikumpulkan bersama kaum dan leluhurku, tetapi juga berkumpul bersama-Nya.

Selamat mendaki! Sampai jumpa di tanah perjanjian sejati, rumah sejati….
--Musa—

  
* Pada tanggal 30 Januari 2015 kami melakukan pendakian lintas 3 puncak pegunungan Latimojong: Potok Sia, Lapande’ dan Sikolong dengan target 3 hari. Kondisi cuaca dan jalur yang begitu tertutup dan beberapa kali disorientasi membuat kami melampaui target waktu. Selasa, 3 Februari 2015 kami mencapai kaki  Sikolong yang puncaknya ternyata adalah tebing  batu kerucut tanpa vegetasi dan licin. Hanya bisa menatapnya tanpa kemampuan dan keberanian untuk memanjatinya. Akhirnya kami mencapai Uluway 5 Februari 2015 setelah 2 hari survival.