MANUSIA DAN ALAM
Agama Kristen mengenal ada tiga jenis sumber penyataan ALLAH:
1. Alam ciptaan-Nya,
2. Alkitab (sumber penyataan Allah yang tertulis),dan
3. Yesus Kristus sendiri datang sebagai manusia.
(Hans “Sheva on 7” Shevchenko)
Saudari Bumi, Saudara Manusia (Freddy Buntaran,OMF )
Catatan Seorang Demonstran (LP3ES)
Agama Kristen mengenal ada tiga jenis sumber penyataan ALLAH:
1. Alam ciptaan-Nya,
2. Alkitab (sumber penyataan Allah yang tertulis),dan
3. Yesus Kristus sendiri datang sebagai manusia.
Menurut ahli geologi, bumi (kosmos) ini terbentuk sekitar 5 milyar tahun lalu. Oleh ahli bahasa Ibrani kuno penciptaan diperkirakan terjadi pada tahun 3761 SM. Uskup Kepala Armagh, Irlandia, James Usher (1581-1656) berdasarkan perhitungan menggunakan kalender Julian memperkirakan penciptaan terjadi pada tanggal 3 Oktober 4004 SM sedangkan John Lightfoot (Cambridge University) mengatakan bahwa manusia diciptakan pada hari Minggu 23 Oktober 4004 SM, jam 9 pagi...
Berdasarkan urutan penciptaan, alam dipersiapkan untuk memenuhi segala kebutuhan umat manusia. Akan tetapi, selain mengusahakan, TUHAN juga menberikan tugas dan tanggung jawab kepada manusia untuk mengusahakan, menjaga, dan melestarikannya. Tuhan ingin kita hidup dalam keharmonisan ekologi. Manusia tidak mungkin hidup tanpa dukungan alam.
Alam ternyata bukan hanya dipersiapkan TUHAN sebagai media belajar dan memenuhi kebutuhan manusia, tetapi alam juga dipakai TUHAN untuk mempersiapkan dan memperlengkapi orang-orang yang ingin dipakainya menuju rencana TUHAN selanjutnya. Musa, Daud, Salomo dan Ayub adalah orang-orang yang pernah mengalaminya.
MUSA, adalah seorang tokoh yang sangat terkenal dalam Alkitab, terutama Perjanjian Lama. Dia adalah pemimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Periode hidup Musa terbagi dalam tiga tahap:
1. Empat puluh tahun pertama, Musa dididik dan dibesarkan di tanah Mesir. (Keluaran 2:1-15)
Ketika Tuhan memanggil Musa, ia tidak langsung memakainya, apa yang kurang dari Musa? Secara akal manusia, empat puluh tahun lamanya Musa dididik dalam istana Firaun dan dipersiapkan menjadi raja Mesir berikutnya. Mesir adalah kerajaan terbaik dan terhebat pada masanya. Dari segi usia, ia telah berumur empat puluh tahun. Usia yang sangat dewasa untuk memimpin sebuah bangsa. Tak diragukan lagi bahwa Musa adalah pemimpin terbaik kala itu. Pengalaman dan keahlian Musa ternyata belum cukup bagi TUHAN.
Ketika Tuhan memanggil Musa, ia tidak langsung memakainya, apa yang kurang dari Musa? Secara akal manusia, empat puluh tahun lamanya Musa dididik dalam istana Firaun dan dipersiapkan menjadi raja Mesir berikutnya. Mesir adalah kerajaan terbaik dan terhebat pada masanya. Dari segi usia, ia telah berumur empat puluh tahun. Usia yang sangat dewasa untuk memimpin sebuah bangsa. Tak diragukan lagi bahwa Musa adalah pemimpin terbaik kala itu. Pengalaman dan keahlian Musa ternyata belum cukup bagi TUHAN.
2. Empat puluh tahun kedua, Musa dipersiapkan Allah untuk menyelamatkan umat Israel. (Keluaran 2:15-25; 3, 4:1-17)
Tuhan masih ingin mempersiapkan Musa melalui “Sekolah Alam”. Dengan hanya sebuah tongkat, Musa harus mengikuti “Pendidikan Alam Terbuka”. Selama 40 tahun kedua dalam hidupnya. Musa harus bekerja sebagai gembala domba, menghadapi kerasnya kehidupan di gurun pasir, panas dan dingin, kondisi dan kontur alam. Terkadang ia harus tidur diantara domba-dombanya untuk melindungi mereka dari binatang buas. Tuhan ingin melalui “Pendidikan Alam Terbuka” ini kesabaran Musa bertumbuh, kesombongannya runtuh hingga ia betul-betul siap sebagai pemimpin yang akan membawa umat TUHAN keluar dari Mesir.
Tuhan masih ingin mempersiapkan Musa melalui “Sekolah Alam”. Dengan hanya sebuah tongkat, Musa harus mengikuti “Pendidikan Alam Terbuka”. Selama 40 tahun kedua dalam hidupnya. Musa harus bekerja sebagai gembala domba, menghadapi kerasnya kehidupan di gurun pasir, panas dan dingin, kondisi dan kontur alam. Terkadang ia harus tidur diantara domba-dombanya untuk melindungi mereka dari binatang buas. Tuhan ingin melalui “Pendidikan Alam Terbuka” ini kesabaran Musa bertumbuh, kesombongannya runtuh hingga ia betul-betul siap sebagai pemimpin yang akan membawa umat TUHAN keluar dari Mesir.
3. Empat puluh tahun ketiga, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Setelah empat puluh tahun “Pendidikan Alam Terbuka”, periode ketiga empat puluh tahun kehidupan Musa di mulai. TUHAN memakai Musa untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Dalam masa itu pula TUHAN masih mengajarnya melalui Alam, bagaimana dalam masa tuanya ia masih harus mendaki gunung Sinai untuk mengambil “Sepuluh Perintah Allah” dan mendaki Gunung Nebo (Ulangan 32:49) untuk memandang “Tanah Perjanjian”, dan kemudian meninggal di atas gunung tersebut.
Setelah empat puluh tahun “Pendidikan Alam Terbuka”, periode ketiga empat puluh tahun kehidupan Musa di mulai. TUHAN memakai Musa untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Dalam masa itu pula TUHAN masih mengajarnya melalui Alam, bagaimana dalam masa tuanya ia masih harus mendaki gunung Sinai untuk mengambil “Sepuluh Perintah Allah” dan mendaki Gunung Nebo (Ulangan 32:49) untuk memandang “Tanah Perjanjian”, dan kemudian meninggal di atas gunung tersebut.
Alam sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, tapi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan seorang manusia. Manusia cenderung lebih ingin menyesuaikan alam dengan diri kita ketimbang beradaptasi dengan alam. Manusia cenderung memandang dirinya sebagai “master of nature”, sang tuan atas alam pemuncak ekologi. Manusia hanya berusaha mengambil manfaat dari alam, tanpa berusaha melestarikannya dan menjaganya sebagai anugerah TUHAN.
Dalam sebuah puisinya Mandalawangi-Pangrango, pendiri Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Sastra Universitas Indonesia (Mapala FS-UI) dan kemudia kemudian menjadi cikal bakal Mapala UI, Soe Hok Gie menulis:
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna,
Aku berbicara padamu tentang cinta dan keindahan.
(Mandalawangi-Pangrango, 19 July 1966).
Aku berbicara padamu tentang cinta dan keindahan.
(Mandalawangi-Pangrango, 19 July 1966).
Seperti halnya Alkitab, alam ciptaan TUHAN, dipersiapkannya sebagai media belajar bagi manusia untuk lebih mengenalnya, lebih bersyukur akan hidup ini dan lebih dekat kepada-NYA (Ayub12:7&8; Mazmur 19:2). Hal inilah yang dipahami oleh pencinta alam:
“Mendatangi alam berarti mendatangi firman ALLAH”.
Setelah menciptakan bagian dari alam, Allah selalu melihat bahwa semuanya itu baik (Kejadian 1)
Namun masihkah Allah melihat semua itu baik hari ini…….???
Hari ini, tangan-tangan serakah manusia telah membuat bumi kita semakin kritis. Pembalakan liar, penambangan liar, pembakaran hutan, pembuangan limbah yang tak bertanggungjawab tanpa mementingkan aspek ekologi membuat hutan kita semakin gundul. Sungai, danau, dan laut kita telah berubah jadi cokelat. . Longsor dan bajir di mana-mana.
Industry dan kendaraan yang mengeluarkan polutan berbahaya hidrokarbon (HC), osida nitrogen (NOx), karbon monoksida (CO), oksida belerang (SOx), partikel debu halus (PM10) dan yang paling berbahaya: timbale (Pb) telah mengakibatkan polusi udara. Akibatnya, lapisan ozon (O3) berlubang, peningkatan kadar emisi oksigen (CO2) di atmosfer bumi menciptakan efek “green house” bermuara “global warming”. Es di antartika mulai mencair, bumi kita akan tenggelam……
Apa yang akan kita lakukan untuk menjaga anugrah TUHAN, sumber penyataan ALLAH , media di mana TUHAN mengajar dan membentuk kita, bumi kita ini…???
(Hans “Sheva on 7” Shevchenko)
Daftar Bacaan:
Jendral Pemimpin Bersenjatakan Tongkat Gembala (John Handol)Saudari Bumi, Saudara Manusia (Freddy Buntaran,OMF )
Catatan Seorang Demonstran (LP3ES)
No comments:
Post a Comment