“Ketika kalian suka lihatlah kedalam lubuk hati kalian, maka kalian akan mendapatkan yang memberimu duka, dia juga yang memberimu suka.”
(Kahlil Gibran)
“Aku adalah seutas tali bagi pecinta
Aku adalah semerbak bunga pernikahan
Aku adalah kenangan saat-saat bahagia
Aku adalah hadiah terakhir dari kehidupan untuk kematian
Aku adalah bagian suka cita dan bagian dari duka cita.”
(Kahlil Gibran)
Sesuatu yang kita cintai adalah sesuatu yang membuat kita bahagia (suka), namun konsekuensi dari itu adalah sesuatu tersebut juga akan membawa kesedihan (duka) bagi kita. Semakin kita mencintai sesuatu, maka semakin besar peluang sesuatu tersebut membawa kesedihan bagi kita. Kesedihan tersebut diakibatkan oleh tidak adanya kepercayaan dan kekuatiran yang mengakibatkan KETAKUTAN. Takut kehilangan, dikecewakan, dikhianati dll.
Akibat CINTA adalah KEBAHAGIAAN dan KETAKUTAN…!
Apakah ketakutan adalah bagian dari cinta atau adakah CINTA YANG BEBAS DARI RASA TAKUT…?
“Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan”
(Alkitab: 1 Yohanes 4:8)
Ketika cinta mengandung ketakutan, maka itu bukanlah cinta yang sempurna. Ketakutan bukanlah bagian dari cinta yang yang sempurna; cinta yang tulus, cinta yang terbebas dari egoisme, cinta yang memberi dan berkorban tanpa rasa takut.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.”
(1 Korintus 13:4-10)
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
(1 Korintus 13:13)
Ketakutan dan kekuatiran muncul karena menganggap cinta adalah sesuatu yang sementara, cinta yang memiliki waktu senggang dan mengakibatkan perpisahan.
Cinta yang sempurna adalah cinta yang terbebas dari rasa takut karena ia abadi. Cinta yang tidak mengenal ruang dan waktu. Cinta yang datang dari Sang Pencipta Cinta karena Dia adalah Cinta itu sendiri.
Cinta adalah hembusan nafas Allah bagi makhluk yang dijadikan menurut “gambar dan rupa-Nya” yang membuat mereka pun mampu mencinta dengan sempurna.
Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri
Dan tidak sekali-kali menuntut apa pun kecuali wujudnya sendiri
Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai
Cinta terlahir hanya demi cinta
Manakala engkau bercinta, jangan pernah berkata,
“TUHAN ada di dalam lubuk hatiku.”
Namun ucapknalah, “Aku tengah bersemanyam dalam lubuk hati TUHAN.
(Kahlil Gibran)
“Cinta yang sempurna adalah mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna”
(Author Unknown)
DAFTAR PUSTAKA
Gibran, Kahlil. Anggur Cinta. Diva Press: Jogjakarta, 2003
No comments:
Post a Comment