ADAM DAN HAWA
“Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawanya kepada manusia itu.”
(Kejadian 2:22)
“Aku punya sesuatu untukmu, Adam.”
“Wow…!!!” (responsnya agak mengejutkan). “Dari mana TUHAN mendapatkannya? Wow! Aku piker aku udah melihat dan menamai semuanya yang Engkau ciptakan.”
“AKU tidak menemukan dia, Adam. AKU menciptakan dia. AKU menciptakan dia untukmu.”
“Apakah engkau melakukannya ketika aku sedang tidur? Eh, tadi TUHAN bilang…….dia?”
“Ya, dia.”
“Maksud TUHAN dia seperti aku, tapi lain jenisnya?”
“Iya.”
“Waah, terima kasih, TUHAN! dia luar biasa. Maksudku, sempurna!”
Sang Pencipta meninggalkan mereka supaya berduaan saja. Meskipun Ia tahu yang bias terjadi, Ia sukacita melihat hal ini untuk pertama kalinya. Hunbungan laki-laki dengan wanita. Hali ini dimulai, seperti dalam semua hubungan, dengan percakapan.
“Sang Pencipta memanggilmu Adam?”
“Yap, itu namaku.”
“Apakah aku harus punya nama…?”
“Hmmm….. sebainya iya. Aku udah menamai segala sesuatu. Hmmm… apa ya…? Baiklah, Hawa! Aku akan memanggilmu Hawa. Bagaimana menurutmu?”
“Ah, itu tidak kretif. Akupikir aku lebih suka Adam. Kenapa namaku tidak Adam?”
“Wah, itu nggak mungkin. Nggak masuk akal kalo nama kita sama. Nama memiliki arti. Kamu nggak bisa bernama Adam, karena Adam berarti laki-laki. Padahal u bukan laki-laki. Kamu… ya ampun bocah, cantik banget!!! Otakku sampe berkeliling kayak kereta. Oh, ya, aku tadi bahas apa?”
“Kamu tadi bahas arti namaku dan mengapa aku tidak bias di panggil Adam. Apa itu bocah ? dan apa artinya otak berkeliling-keliling kayak kereta?”
“Oh, iya. Maksudku, kamu adalah wanita karena kamu keluar dari tubuuhku. Allah, Sang Pencipta, mengambil satu tulang rusukku, nih lihat……ada bekas lukanya? Jangan di sentuh ya! Aduuuh, luka ini masih perih. Nah, TUHAN membentukmu dari tulang rusukku. Itu sebabnya aku menamaimu Hawa, karena itu arti namamu. Hmmm…. ‘bocah’ adalah nama lain untuk laki-laki. Tapi artinya laki-laki masih muda. Kereta adalah kata yang akan muncul kira-kira 10.000 tahun dari sekarang. Nah, otakku berkeliling-keliling kayak kereta…. Hmmm… apa artinya ya…? Aduuuh, aku belum bias njelasin. Tapi itu artinya pola piker yang nggak sistematis.”
“Sepertinya sulit dipahami. Omong-omong apa yang membuatmu begitu antusias? Aku kira aku tetap suka nama Adam. Apakah jawabanmu selalu panjang dan rumit? Sebenarnya aku tidak peduli kamu menyebut aku apa. Dan kalau ‘bocah’ berarti laki-laki muda, kenapa kamu menyebut aku itu? Katamu, aku bukan laki-laki. Lalu,apa artinya aduuuh dan masuk akal?”
“Masuk akal adalah logis. Maksudnya, satu hal yang mengikuti hal lainnya. Misalnya, iini dan itu benar. Dan ‘bocah’ digunakan untuk……. Udah, lupain aja deh. Aduuuh adalahungkapan sehari-hari. Jangan tanyakan artinya kepadaku. Lagipula, untuk apa kita rebut membahas semua ini? Aku telah menamai 16 trilyun benda. Butuh waktu sekitar 1.000 hari! Kamu nggak pernah lihat binatang antre sebanyak itu kan??? Aku menamai mereka sampe yang terakhir! Meskipun kadang aku kehabisan kata-kata, aku menamai mereka semua! Dari burung laut, harimau, tiranosaurus, parkit, dan penguin. Wah, aku hampir ketawa menamai penguin. Kamu belum pernah ngelihat penguin, kan? Itu hewan paling lucu yang pernah Ia ciptakan, selain unta, bebek, dan kangguru adalah…”
“Aku kira kamu berkeliling-keliling kayak kereta lagi.”
“Hah? Oh, iya. Maksudku dari tadi adalah… kalo kamu jadi aku dan berdiri di sini memandang kamu, kamu akan berkeliling-keliling kayak kereta juga.”
“Kamu sebenarnya tidak ingin meributkan tentang namaku untuk asal-usulku ya…?”
“Iya… lagipula aku udah bilang kalo aku udah menamai 14 trilyun benda…”
“Kamu tadi bilang 16 trilyun…”
“Nah, mulai lagi deh. 14 trilyun… 16 trilyun… itu sekedar kata khiasan…”
“Apa…?”
“KAta khiasan. Maksudnya, figur. Hmmm, berbicara tentang figur, kamu punya figur. Maksudku, kamu cantik. Aku belum pernah lihat sesuatu mirip kamu. Padahal, aku udah ngelihat banyak hal. Pernahkah kamu malihat gajah atau kuda nil? Wah, mereka luar biasa! Waktu aku menamai kuda nil, dan baru mengucapkan nil, ada dua harimau tutul jantan memperebutkan seekor harimau tutul betina. Aku kira akan ada keributan sampai seekor harimau tutul betina lainnya munccul dan…”
“Adam, kamu menceritakan kata khiasan lagi.”
“Iya… karena aku bingung dan akmu terus menyela. Aku telah menamai 25 trilyun… 14 trilyun… binatang. Dan, tak satu pun yang pernah mengeluhkan nama mereka. Mereka hanya berkata, ‘Baik, Tuan. Terima kasih, Tuan,’ dan mereka pergi.”
“Tapi aku bukan binatang. Apa kata khiasan ada artinya?”
“Ya. Benar, kamu bukan binatang. Kamu mengajukan pertanyaan yang rumit. Tapi, aku senang kamu bukan binatang. Kamu sensasional. Nilaimu sepuluh. Aku tak tahu bagaimana Ia melakukannya.”
“Melakukan apa? Dan apakah sepuluh itu?”
“Menciptakan sesuatu seperti kamu. Sepuluh adalah kata khiasan lain yang berarti sempurna. Ia telah menciptakan benda-benda indah. Tapi kamulah yang terindah!”
“Kamu juga indah kok Adam. Bahkan kamu benar-benar makhluk paling menarik yang aku lihat sejak di sini.”
“Serius? Kamu benar-benar piker aku ganteng? Kamu pernah lihat orangutan dan jerapah? Berbicara tentang jerapah, beberapa hari lalu dua dari jerapah masuk ke taman. Hal itu membuatku marah. Mereka punya seluruh dunia untuk tempat makan. Tapi mereka masuk ke tamanku. Aku mengejar mereka sekitar 10 kilometer sebelum…”
“Apa itu 10 kilometer? Dan apakah taman itu?”
“Hmmm, 10 kilometer adalah ukuran jarak. Dari sini sampai… yah… sekitar pohon oak dekat sungai itu. Dan taman… yah… itu tempat tinggal kita.”
“Kita…?”
“Ya, kita. Itu jika kamu bersedia. Aku tidak ingin memaksa. Tapi aku tentu ingin kamu tinggal bersamaku. Itu akan menyenangkan! Setelah aku bertemu kamu, aku kira Pencipta ingin kita hidup bersama. Sepertinga nggak tepat kalo nggak bersama, karena… kamu tahu kan… jerapah hhidup bersama, dan burung rajawali juga… hmmm, kamu tidak bias memisahkan mereka. Oh, ya, tiga minggu yang l alu salah satu dari mereka terluka sayapnya. Tapi pasangannya tidak mau meninggalkannya. Pasangannya membawakan makanan dan melindungi dia dan…”
“Adam…”
“Ya…”
“Aku senang tinggal bersamamu di tamanmu, atau di tempat lain yang kamu mau. Ada banyak hal yang tidak aku ketahui. Tapi aku tahu tempatku adalah bersamamu dan akan selalu seperti itu.”
“Sungguh…??? Wow! Kamu memilih aku…???”
“Adam, apakah memilih itu?”
Begitulah. Dan akan selalu begitu, yang teragung dari keajaiban Allah. Dua makhluk. Jika dilihat sendiri-sendiri, tampak begitu berbeda dan bertentangan. Tetapi, jika ditempatkan bersama akan cocok. Tidak seoran pun memahami hal itu. Makin banyak kita mempelajarinya, berusaha membuatnya masuk akal, dan memaksa keduanya sama, makin banyak masalah yang kita timbulkan. TUHAN menciptakannya bukan untuk dipahami, melainkan dikagumi dan dihargai.
(John William Smith)
No comments:
Post a Comment