Sunday, June 13, 2010

Renungan PA

TIDAK GILA PENGHARGAAN

2 Kor 10:17-18
Edmund Hillary adalah manusia pertamaa yang menginjakkan kakinya di puncak tertinggi dunia, Mount Everest (). Edmund mendaki Everest bersama seorang sherpa, Tenzing Norgay. Ketika turun dari gunung, Edmund terpeleset, Tenzing menancapkan kapaknya ke dalam es dan memegang tali erat-ereat untuk mencegah mereka berdua jatuh.

Tenzing menolak pemberian istimewa apa punkarena menyelamatkan jiwa Edmund. Dia menganggap hal itu sebagai bagian rutin dari pekerjaannya dan ia berkata, “Pendaki gunung selalu saling menolong.”

KEBESARAN SEJATI

Lukas 9:28,29,34-42
Pada peringatan 50 tahun pendakian bersejarah Gunung Everest yang dilakukan oleh Sir Edmund Hillary, seorang penyiar televise menyatakan bahwa status Hillary sebagai pahlawan di Nepal terutama “tidak berkaitan dengan apa yang dilakukannya saat berdiri di puncak dunia itu, melainkan saat ia turun kembali dari puncak gunung tersebut.” Setelah menaklukkan gunung tertinggi di dunia bersama rekannya Tenzing Norgay pada tahun1953, Edmund menghabiskan waktu selama lima decade berikutnya untuk membantu mendirikan berbagai sekolah, rumah sakit, dan jrmbatan bagi masyarakat Sherpa.

RESIKO MEMBERI DUKUNGAN

Keluaran 17:8-16
Pada tahun 1989, Mark Wellman yang menderita kelumpuhan pada tubuh bagian bawahnya, memanjat tebing granit di Yosemite. Pada hari terakhir pemanjatan yang dilakukannya, majalah The Fresno Bee memuat foto Wellman yang sedang didukung oleh pasangannya dalampemanjatan tebing tersebut, Mike Corbett. Komentar pada foto itu berbunyi, “Seorang lumpuh dan kawannya membuktikan bahwa tak ada tebing yang terlalu tinggi untuk didaki.” Yang tidak diceritakan dalam artikel itu adalah untuk mendukung Wellman menakklukkan El Capitan, Corbett telah mencoba pendakian yang sulit itu sampai tiga kali!

Saat Musa menaikkan tangannya untuk menghadirkan pertolongan Allah dalam pertempuran yang sangat menentukan, Harun dan Hur menopang tangan Musa. Harun dan Hur mendaki gunung bersama Musa, dan menopang tangan Musa untuk waktu yang lama. Sebuah hal yang membutuhkan kekuatan dan komitmen.

Orang-orang yang melayani TUHAN di belakang panggung sering kali memberikan pengorbanan yang lebih besar di banding mereka yang berada di depandan menjadi pusat perhatian orang banyak.





MENGGAPAI PUNCAK MIMPI

"Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa."
(II Kotintus.4:8 – 9)

Mark Inglis, Seorang warga New Zealand yang senang mendaki gunung, sejak usia 12 thn sdh memiliki cita-cita untuk menaklukan Mount Everest, puncak gunung tertinggi didunia dengan ketinggihan 8848 meter dari permukaan laut. Untuk mewujudkan cita-citanya itu. Ia bergabung dengan TIM SAR Mt. Cook National Park, New Zealand.

Sayang tahun 1982, ketika sedang mendaki Mount Cook gunung tertinggi di New Zealand, ia terjebak dalam udara dalam udara yang sangat dingin selama dua minggu. Akibatnya kedua kakinya mengalami radang dan terpaksa di amputasi. Ia sempat berfikir bahwa ia tidak akan bisa mendaki gunung lagi. Saat itu ia berusia 23 tahun.

Namun setelah Mark mendapat kaki palsu, keinginannya utk menaklukan gunung-gunung tertinggi muncul lagi. Untuk menumbuhkan kembali semangatnya, ia melibatkan diri dalam kompetisi utk penyandang cacat dan ia berhasil menyabet beberapa medali. Berkat kompertisi-kompetisi yang ia ikuti, akhirnya tahun 2002, ia memberanikan diri mendaki Mount Cook dengan kaki pelsunya dan ia sekses. Empat puluh tahun kemudian, tahun 2006, saat usia 47 tahun, ia berhasil mendaki puncak Cho Oyu yang merupakan puncak tertinggi ke-2 di dunia.

Dengan bekal ini, Mark berniat menaklukan Mount Everest, april 2006 lalu ia memulai ekspedisinya dari Lhasa , Tibet. Ia berkata pada Kyoda News, “Saya harus menunggu 24 tahun untuk menyebuhkan kepercayaan diri saya, sebelum saya mewujudkan cita-cita masa kecil saya, mendaki Everest. Bagi saya mendaki Everest akan memberikan semangat baru dalam hidup saya dlm melakukan banyak hal yang lain. (Jawa pos 26/3/2006).

Setelah pendakian susah payah selam 40 hari, Inglis berhasil mencapai puncak. Bergitu sampai di puncak dengan suara parau ia memberi kabar kepada istrinya, “Saya telah berhasil sampai puncak.” Inglis kini tercatat sebagai orang pertama sebagai orang teramputasi yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di dunia.

Kaki merupakan bagian terpentinng bagi pendaki gunung. Sekalipun kedua kaki Mark Inglis telah diamputasi dan di ganti dengan kaki palsu, semangat untuk menaklukan gunung tertinggi didunia tidak sirna. Ia menunggu waktu cukup lama (24 tahun) untuk memulihkan kepercayaan dirinya. Sementara itu ia berusaha menaklukan sasaran antara, yaitu Mt. Cook, yang merupakan puncak gunung Cho Oyu yang merupakan gunung tertinggi kedua didunia. Akhirnya dengan perjuangan yang keras dan ketekunan, mei 2006, ia berhasil mewujudkan mimpinya yang sempat tertunda lama karena kakinya diamputasi.

Rintangan, kesulitan dan kehilangan ‘kaki’ tidak harus menghentikan mimpi kita. Kalau kita tetap memiliki semangat yang bergelora dan antusiasme, kita pasti dapat mewujudkan mimpi yang tertunda.

Apapun mimpi kita, apapun pergumulan kita mungkin saat ini tertunda tetapi jika kita mau dengan tekun dan kerja keras maka impian itu akan segera kita raih.

Now i see the secret of the making the best person. It is to grow in the opened air and to eat and sleep with the earth..
(Walts Whitehead)

No comments: